3 Contoh Majas Pleonasme dalam Bahasa Indonesia

3 contoh majas pleonasme – Dalam khazanah bahasa Indonesia, majas pleonasme menjadi salah satu perangkat yang sering digunakan untuk memperindah ungkapan. Majas ini berupa pengulangan kata atau frasa yang sebenarnya tidak perlu, namun justru memberikan penekanan dan efek tertentu.

Berikut adalah tiga contoh majas pleonasme yang umum kita temui dalam kehidupan sehari-hari:

Pengertian Majas Pleonasme

3 contoh majas pleonasme

Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata atau frasa yang maknanya sudah terkandung dalam kata atau frasa sebelumnya. Tujuannya untuk memberikan penekanan atau memperjelas makna.

Contoh:

  • “Naik ke atas”
  • “Turun ke bawah”
  • “Keluar ke luar”

Jenis-jenis Majas Pleonasme

3 contoh majas pleonasme

Majas pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frasa yang berlebihan untuk memberikan penekanan atau kejelasan.

Berikut ini beberapa jenis majas pleonasme yang umum digunakan:

Pengulangan

Jenis ini mengulangi kata atau frasa yang sama beberapa kali dalam sebuah kalimat untuk memberikan penekanan. Contohnya:

  • “Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri.”
  • “Dia pergi dengan sangat cepat.”

Tautologi

Jenis ini menggunakan dua kata atau frasa yang memiliki arti yang sama dalam sebuah kalimat. Contohnya:

  • “Naik ke atas.”
  • “Turun ke bawah.”

Kontradiktio in Terminis

Jenis ini menggunakan dua kata atau frasa yang memiliki arti yang berlawanan dalam sebuah kalimat. Contohnya:

  • “Dia berbohong dengan jujur.”
  • “Itu adalah sebuah ketidakjelasan yang jelas.”

Fungsi Majas Pleonasme dalam Bahasa

Majas pleonasme adalah penggunaan kata atau frasa yang maknanya sudah terkandung dalam kata atau frasa lain dalam sebuah kalimat. Penggunaan majas ini bertujuan untuk memberikan penekanan, memperkuat kesan, atau menciptakan efek tertentu dalam tulisan.

Tujuan Penggunaan Majas Pleonasme, 3 contoh majas pleonasme

  • Menekankan suatu hal dengan mengulanginya dalam bentuk yang berbeda.
  • Memberikan kesan yang kuat dengan menggandakan kata atau frasa yang sudah memiliki makna yang sama.
  • Menciptakan efek humor atau sindiran dengan menggunakan kata atau frasa yang berlebihan.

Contoh-contoh Majas Pleonasme dalam Kehidupan Sehari-hari: 3 Contoh Majas Pleonasme

Majas pleonasme adalah majas yang menggunakan kata-kata yang maknanya sudah terkandung dalam kata sebelumnya. Penggunaan majas ini bertujuan untuk menegaskan atau memperkuat makna suatu kalimat.

Jenis-jenis Majas Pleonasme

  • Pleonasme Tautologi: Menggunakan kata-kata yang memiliki makna sama, seperti “naik ke atas” atau “turun ke bawah”.
  • Pleonasme Kontradiksi: Menggunakan kata-kata yang memiliki makna berlawanan, seperti “kembali lagi” atau “maju ke depan”.
  • Pleonasme Pleonasti: Menggunakan kata-kata yang tidak perlu karena maknanya sudah terkandung dalam kata sebelumnya, seperti “lihat dengan mata” atau “dengar dengan telinga”.

Contoh-contoh Majas Pleonasme

Jenis Pleonasme Kalimat Contoh Penjelasan
Tautologi “Naik ke atas gedung” Kata “naik” sudah mengandung makna “ke atas”.
Kontradiksi “Kembali lagi ke rumah” Kata “kembali” sudah mengandung makna “lagi”.
Pleonasti “Lihat dengan mata sendiri” Kata “lihat” sudah mengandung makna “dengan mata”.

Penggunaan Majas Pleonasme dalam Karya Sastra

Majas pleonasme adalah gaya bahasa yang menggunakan kata atau frasa yang maknanya sudah terkandung dalam kata atau frasa sebelumnya. Meskipun terkesan berlebihan, majas ini justru dapat memberikan penekanan dan efek dramatis dalam sebuah karya sastra.

Dalam karya sastra, majas pleonasme sering digunakan untuk:

  • Memberikan penekanan pada suatu hal
  • Menciptakan efek dramatis atau suasana tertentu
  • Menggambarkan karakter atau situasi dengan lebih jelas

Contoh Majas Pleonasme dalam Karya Sastra

Berikut beberapa contoh penggunaan majas pleonasme dalam karya sastra:

  • “Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri.”(Novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya Ahmad Tohari)
  • “Suara tangisannya memecah kesunyian malam yang sunyi.”(Puisi “Doa” karya Chairil Anwar)
  • “Kematian yang maut merenggut nyawanya.”(Novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata)

Dalam contoh pertama, frasa “dengan mata kepalanya sendiri” merupakan pleonasme karena makna “melihat” sudah terkandung dalam kata “mata”. Namun, penggunaan frasa ini memberikan penekanan pada fakta bahwa tokoh tersebut benar-benar melihat kejadian tersebut dengan mata kepalanya sendiri.

Pada contoh kedua, frasa “kesunyian malam yang sunyi” juga merupakan pleonasme karena makna “sunyi” sudah terkandung dalam kata “kesunyian”. Akan tetapi, penggunaan frasa ini menciptakan suasana yang lebih dramatis dan memperkuat kesedihan yang dirasakan oleh tokoh.

Contoh ketiga menunjukkan pleonasme pada frasa “kematian yang maut”. Kata “maut” sendiri sudah memiliki makna “kematian”, sehingga penggunaan frasa ini memberikan penekanan pada sifat final dan tak terelakkan dari kematian.

Simpulan Akhir

Majas penegasan contohnya kata macam

Penggunaan majas pleonasme dapat memperkaya bahasa dan memberikan kesan mendalam pada pembaca atau pendengar. Dengan memahami dan menggunakan majas ini secara tepat, kita dapat mengekspresikan pikiran dan perasaan dengan lebih efektif.

FAQ Terkini

Apa itu majas pleonasme?

Majas pleonasme adalah pengulangan kata atau frasa yang sebenarnya tidak perlu, namun digunakan untuk memberikan penekanan dan efek tertentu.

Sebutkan jenis-jenis majas pleonasme.

Beberapa jenis majas pleonasme antara lain pleonasme tautologi, pleonasme kontradiksi, dan pleonasme berlebihan.

Apa fungsi majas pleonasme dalam bahasa?

Majas pleonasme berfungsi untuk memperindah ungkapan, memberikan penekanan, dan menimbulkan efek tertentu pada pembaca atau pendengar.

Tinggalkan komentar